Seputar Tahu
Bagi masyarakat Indonesia,kedelai
merupakan bahan baku produksi yang serbaguna. Banyak produk yang dapat
dihasilkan dari pengolahan kedelai ,contohnya susu kedelai, tempe, tahu, kacang
kedelai,dan juga toge. Salah satunya yang paling umum adalah tahu.
Sekarang, Batam sudah menjadi kota yang
berkembang dengan sangat pesat yang tak lain karena letaknya berdekatan dengan
negara Singapura,hal ini membuat banyaknya tempat transit kapal-kapal. Selain
dalam bidang kelautan, produksi tahu juga merupakan industry yang sedang
berkembang di Kota Batam.
Seperti yang kita tau, bahwa Tahu ini
sendiri sudah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Dilihat dari
sebuah situs,yang mengatakan bahwa makanan dengan tekstur lembut berbentuk
persegi ini berasal dari negeri bambu,tepatnya tiongkok,cina. Tahu adalah kata
serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang secara harfiah
berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa
para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu
juga menyebar ke seluruh dunia. Aneka makanan yang melibatkan tahu antara lain
tahu bacem, tahu bakso, tahu campur,tahu guling, tahu
isi (tahu bunting), perkedel tahu, kerupuk tahu,tahu pedes,tahu
krispi,dan juga baru-baru ini adalah tahu di goreng dadakan. Tahu goreng
biasanya dihidangkan untuk menemani makanan berkuah cair, seperti mie ,
bakso dan soto; atau batagor. Siomay, salah satu
bentuk dimsum, juga menggunakan tahu kukus sebagai komponennya.
Ada juga yang mengatakan bahwa tahu
merupakan produk kecantikan bagi tubuh,Khususnya di negara Jepang, tahu
merupakan primadona di sana. Dikenal dengan “Tahu Sutra”, yang sesuai dengan istilahnya mempunyai tekstur
lembut seperti sutra. Wanita-wanita Jepang rajin mengkonsumsi makanan tersebut
dengan maksud untuk memiliki kulit yang bagus.
Setelah
banyak mengetahui soal sejarah tahu,akhirnya pada tanggal 8/01/17 tepatnya
minggu siang, kami memutuskan untuk melakukan kunjungan kesalah satu pabrik
yang memproduksi tahu di kota Batam
dengan maksud untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan makanan tahu ini
sendiri, setelah mempersiapakan segala hal untuk peliputan nanti kamipun
berangkat ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan bermotor, untungnya
salah satu rekan team kami telah mengetahui tempat pabrik yg akan kami
kunjungin ini. Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya kami sampai di depan
sebuah bangunan yang sebenarnya bisa dibilang lebih mirip rumah yg dijadikan
sebuah pabrik. Letaknya berada di jalan
bengkong harapan.
Dengan
pasti kami pun turun dari motor dan berjalan dengan melihat sekitar bangunan
tersebut,tampak sekali deretan bangunan – bangunan disebelahnya juga merupakan
perumahan biasa pada umumnya. Tidak jauh dari tempat kami berdiri terlihat
seorang pria berpakaian hitam sedang menggoreng tahu didepan pabrik
tersebut,juga terlihat para beli yang sedang menunggu pesanan tahunya. Hampir
dari semua pembeli sebagian besar adalah ibu – ibu, Aroma tahu tercium oleh
hidung seraya dibawa oleh terpaan angin yang begitu tajam baunya. Bagian-bagian
lain dalam ruangan sudah tampak cukup tua, dengan beberapa tempat yang tampak
tidak begitu bersih. Entah kebetulan atau apa, semua pekerja di pabrik ini bisa
dibilang adalah kaum Adam. Dengan kaos oblong yang tidak terlalu
ketat,sepertinya untuk menghindari rasa tidak nyaman saat bekerja.
Hawa
panas dalam ruangan membuat keringat kami mulai membasahi seluruh badan, panas
ini berasal dari api di tungku-tungku besar dengan kuali yang berdiameter
sekitar satu meter yang berisi tahu yang sedang di goreng. Jujur saja, banyak
proses dari pembuatan tahu yang tampak sediki mengejutkan. Maksudnya, anda mungkin tidakakan mau terlalu
membayangkan pembuatan tahu dan tempatnya bila sedang menyantap makanan
tersebut, bagaimana tidak, alat-alat yang digunakan tampaknya tidak begitu
steril ditambah lagi dengan keringat-keringat para pekerja. Kami kemudian
berusaha mendekati seorang pria yang bekerja di sana,dengan sopan kami
menyapanya, “Permisi pak, bolehkah kami bertanya sebentar?” Ia sedang sibuk
mengerjakan pengolahan tahu tanpa
berhenti,matanya kemudian menatap kami
“Boleh,tapi saya tidak begitu banyak waktu, jadi tolong cepat ya,” ujar
pria tersebut dengan kening yang dikerutkan seolah tidak nyaman dengan
kedatangan kami. Kemudian kamipun melontarkan pertanyaan-pertanyaan dengan
cepat, Kami mendapati informasi bahwa pabrik ini memang hanya sebuah industry
rumahan yang bukan terlalu besar yang didirikan oleh seorang pria. Dengan
penasaran kami pun sempat melontarkan pertanyaan kembali, “kalau boleh
tau,siapakah nama pemilik yang mendirikan pabrik ini ya,pak?’’ Namun pada
beberapa bagian, ia hanya mengganguk tanpa memberi penjelasan yang lebih detail
kepada kami.
Pertanyaan
kami lalu dialihkan dengan jawaban yang
begitu tidak jelas. Tanpa mengetahui nama pemiliknya kami pun beralih
kepertanyaan selanjutnya,dengan bertanya kepada para pekerja lain,yang sedang
berdiri di depan pintu yang membatasi ruang depan dan ruang belakang pabrik
dengan memakai kaos putih dengan kepala yang ditutupi dengan handuk berwarna
biru muda “apa saja bahan dalam proses pembuatan tahu ini ya pak?” ujar Rosita
“bahan yang biasa kita gunakan adalah yang pasti kedelai,asam cuka,kain
pengaduk,cetakan,wadah,tungku dan kompor,alat penghancur,ember,tampah dan juga
kain saring” ujar pria yang berpakaian putih tersebut sambil memperhatikan
penggorengan yang ada di depannya.
Setiap harinya ,home industry ini menggunakan lebih
kurangnya 8 kuintal biji kedelai yang sudah tua. Sebelum digiling biji – biji
kedelai itu harus dipilih terlebih dahulu,caranya adalah dengan meletakan biji
kedelai itu pada tampah kemudian di tampih. Biasanya hal ini di kerjakan oleh 4
orang,tujuan dari pemilihan ini untuk mandapatkan kedelai yang bersih,bebas
dari kotoran sehingga menghasilkan produk tahu yg berkualitas.
Cara
pembuatan tahu ini meliputi berbagai tahap,diantaranya :
1. Kedelai yang dipilin dan
disiapkan. Kemudian dibersihkan dan digiling di mesin penggiling yang ukurannya
tidak terlalu besar. Penggilinginnya tidak memakan waktu lama. Beberapa menit
saja, kedelai sudah berubah wujud menjadi seperti bubur.
2. Kemudian hasil penggilingan ditampung dalam ember yang sudah disiapkan.
Hasil penggilingin selanjutnya dimasukkan ke dalam tempat/bak perebusan yang
telah disiapkan.
3. Tempat perebusan dipanaskan dengan kayu bakar. Ini dilakukan agar
mendapat panas yang optimal. Benar saja, ketika hendak melihat membuat tahu,
panasnya sudah cetar-membahana memeluk kulit kami, mengalahkan hangat panas
hari.
4. Setelah dipanaskan dalam
beberapa menit, hasil gilingan tadi selanjutnya disaring dengan menggunakan
kain kasa putih. Penyaringan ini dilakukan untuk memperoleh sari kedelai yang
sudah dipanaskan.
5. Setelah sari kedelai diperoleh, selanjutnya ditambahi kasau (bahasa
lokal) atau asam cuka atau di beberapa daerah lainnya disebut batu tahu.
Tujuannya agar mengendapkan sari-sari tahu yang kental menjadi lebih solid atau
padat. Berbeda dengan tempe yang memakai ragi (jamur Rhizopus orizhasporus)
untuk menyatukan kacang-kacang kedelai, pembuatan tahu dilakukan dengan proses
pengendapan.
6. Setelah disatukan dengan asam, selanjutnya sari-sari kedelai diletakkan
di cetakan tahu. Kemudian cetakan tahu ditutup dengan penutup cetakan dan
diberi tekanan agar mempercepat pembentukan tahu.
Sekitar 10-15 menit, tahu pun
terbentuk dan siap untuk dikemas dan di kirimkan ke para pemesan, warung-warung
sayuran dan ke pasar tradisional.
“kalau boleh tau,kemanakah tahu – tahu ini akan di kirim?” ujar Rosita kembali memberi pertanya pada pekerja tadi “tahu – tahu ini kebanyakan akan di kirim ke sejumlah pasar-pasar di kawasan Bengkong”
“kalau boleh tau,kemanakah tahu – tahu ini akan di kirim?” ujar Rosita kembali memberi pertanya pada pekerja tadi “tahu – tahu ini kebanyakan akan di kirim ke sejumlah pasar-pasar di kawasan Bengkong”
Dengan mengunjungi pabrik kecil pembuatan tahu ini,
kami jadi tahu bahwa membuat tahu ternyata tidak begitu mudah. Makanan yang
sering dihidangkan ini memang menjadi makanan pokok di masyarakat Indonesia.
Hanya saja, makanan ini sempat gonyah (termasuk tempe), karena harga kedelai
yang naik tiba-tiba. Para pembuat tahu sempat 'mengeluh' lantaran bahan baku
yang mereka gunakan untuk membuat tahu, harganya naik tiba tiba. Salah satu
penyebabnya juga karena pemerintah masih mengimpor kedelai dari luar negeri,
padahal tidak kurang-kurang sebenarnya negeri kita memunculkan segala jenis
kacang termasuk kacang kedelai.
Setelah mengamati pembuatan tahu, kami pun pamit,
pada bapak tua, pada orang yang bekerja di tempat itu, dan pada makanan putih
itu yang masih belum tahu nasibnya ke perut manusia yang mana.