Kamis, 12 Januari 2017

Contoh Feature How To

Seputar Tahu

Bagi masyarakat Indonesia,kedelai merupakan bahan baku produksi yang serbaguna. Banyak produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan kedelai ,contohnya susu kedelai, tempe, tahu, kacang kedelai,dan juga toge. Salah satunya yang paling umum adalah tahu.
Sekarang, Batam sudah menjadi kota yang berkembang dengan sangat pesat yang tak lain karena letaknya berdekatan dengan negara Singapura,hal ini membuat banyaknya tempat transit kapal-kapal. Selain dalam bidang kelautan, produksi tahu juga merupakan industry yang sedang berkembang di Kota Batam.
Seperti yang kita tau, bahwa Tahu ini sendiri sudah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Dilihat dari sebuah situs,yang mengatakan bahwa makanan dengan tekstur lembut berbentuk persegi ini berasal dari negeri bambu,tepatnya tiongkok,cina. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga menyebar ke seluruh dunia. Aneka makanan yang melibatkan tahu antara lain tahu bacem, tahu bakso, tahu campur,tahu guling, tahu isi (tahu bunting), perkedel tahu, kerupuk tahu,tahu pedes,tahu krispi,dan juga baru-baru ini adalah tahu di goreng dadakan. Tahu goreng biasanya dihidangkan untuk menemani makanan berkuah cair, seperti mie , bakso dan soto; atau batagor. Siomay, salah satu bentuk dimsum, juga menggunakan tahu kukus sebagai komponennya.
Ada juga yang mengatakan bahwa tahu merupakan produk kecantikan bagi tubuh,Khususnya di negara Jepang, tahu merupakan primadona di sana. Dikenal dengan “Tahu Sutra”, yang sesuai dengan istilahnya mempunyai tekstur lembut seperti sutra. Wanita-wanita Jepang rajin mengkonsumsi makanan tersebut dengan maksud untuk memiliki kulit yang bagus.


            Setelah banyak mengetahui soal sejarah tahu,akhirnya pada tanggal 8/01/17 tepatnya minggu siang, kami memutuskan untuk melakukan kunjungan kesalah satu pabrik yang memproduksi  tahu di kota Batam dengan maksud untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan makanan tahu ini sendiri, setelah mempersiapakan segala hal untuk peliputan nanti kamipun berangkat ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan bermotor, untungnya salah satu rekan team kami telah mengetahui tempat pabrik yg akan kami kunjungin ini. Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya kami sampai di depan sebuah bangunan yang sebenarnya bisa dibilang lebih mirip rumah yg dijadikan sebuah pabrik. Letaknya berada  di jalan bengkong harapan.
Dengan pasti kami pun turun dari motor dan berjalan dengan melihat sekitar bangunan tersebut,tampak sekali deretan bangunan – bangunan disebelahnya juga merupakan perumahan biasa pada umumnya. Tidak jauh dari tempat kami berdiri terlihat seorang pria berpakaian hitam sedang menggoreng tahu didepan pabrik tersebut,juga terlihat para beli yang sedang menunggu pesanan tahunya. Hampir dari semua pembeli sebagian besar adalah ibu – ibu, Aroma tahu tercium oleh hidung seraya dibawa oleh terpaan angin yang begitu tajam baunya. Bagian-bagian lain dalam ruangan sudah tampak cukup tua, dengan beberapa tempat yang tampak tidak begitu bersih. Entah kebetulan atau apa, semua pekerja di pabrik ini bisa dibilang adalah kaum Adam. Dengan kaos oblong yang tidak terlalu ketat,sepertinya untuk menghindari rasa tidak nyaman saat bekerja.
Hawa panas dalam ruangan membuat keringat kami mulai membasahi seluruh badan, panas ini berasal dari api di tungku-tungku besar dengan kuali yang berdiameter sekitar satu meter yang berisi tahu yang sedang di goreng. Jujur saja, banyak proses dari pembuatan tahu yang tampak sediki mengejutkan. Maksudnya, anda mungkin tidakakan mau terlalu membayangkan pembuatan tahu dan tempatnya bila sedang menyantap makanan tersebut, bagaimana tidak, alat-alat yang digunakan tampaknya tidak begitu steril ditambah lagi dengan keringat-keringat para pekerja. Kami kemudian berusaha mendekati seorang pria yang bekerja di sana,dengan sopan kami menyapanya, “Permisi pak, bolehkah kami bertanya sebentar?” Ia sedang sibuk mengerjakan pengolahan  tahu tanpa berhenti,matanya kemudian menatap kami  “Boleh,tapi saya tidak begitu banyak waktu, jadi tolong cepat ya,” ujar pria tersebut dengan kening yang dikerutkan seolah tidak nyaman dengan kedatangan kami. Kemudian kamipun melontarkan pertanyaan-pertanyaan dengan cepat, Kami mendapati informasi bahwa pabrik ini memang hanya sebuah industry rumahan yang bukan terlalu besar yang didirikan oleh seorang pria. Dengan penasaran kami pun sempat melontarkan pertanyaan kembali, “kalau boleh tau,siapakah nama pemilik yang mendirikan pabrik ini ya,pak?’’ Namun pada beberapa bagian, ia hanya mengganguk tanpa memberi penjelasan yang lebih detail kepada kami.
Pertanyaan kami lalu dialihkan  dengan jawaban yang begitu tidak jelas. Tanpa mengetahui nama pemiliknya kami pun beralih kepertanyaan selanjutnya,dengan bertanya kepada para pekerja lain,yang sedang berdiri di depan pintu yang membatasi ruang depan dan ruang belakang pabrik dengan memakai kaos putih dengan kepala yang ditutupi dengan handuk berwarna biru muda “apa saja bahan dalam proses pembuatan tahu ini ya pak?” ujar Rosita “bahan yang biasa kita gunakan adalah yang pasti kedelai,asam cuka,kain pengaduk,cetakan,wadah,tungku dan kompor,alat penghancur,ember,tampah dan juga kain saring” ujar pria yang berpakaian putih tersebut sambil memperhatikan penggorengan yang ada di depannya.
Setiap harinya ,home industry ini menggunakan lebih kurangnya 8 kuintal biji kedelai yang sudah tua. Sebelum digiling biji – biji kedelai itu harus dipilih terlebih dahulu,caranya adalah dengan meletakan biji kedelai itu pada tampah kemudian di tampih. Biasanya hal ini di kerjakan oleh 4 orang,tujuan dari pemilihan ini untuk mandapatkan kedelai yang bersih,bebas dari kotoran sehingga menghasilkan produk tahu yg berkualitas.






1367119024300962711Cara pembuatan tahu ini meliputi berbagai tahap,diantaranya :
1.    Kedelai yang dipilin dan disiapkan. Kemudian dibersihkan dan digiling di mesin penggiling yang ukurannya tidak terlalu besar. Penggilinginnya tidak memakan waktu lama. Beberapa menit saja, kedelai sudah berubah wujud menjadi seperti bubur.

13671190741351205669
2. Kemudian hasil penggilingan ditampung dalam ember yang sudah disiapkan. Hasil penggilingin selanjutnya dimasukkan ke dalam tempat/bak perebusan yang telah disiapkan.





3. Tempat perebusan dipanaskan dengan kayu bakar. Ini dilakukan agar mendapat panas yang optimal. Benar saja, ketika hendak melihat membuat tahu, panasnya sudah cetar-membahana memeluk kulit kami, mengalahkan hangat panas hari.
4. Setelah dipanaskan dalam beberapa menit, hasil gilingan tadi selanjutnya disaring dengan menggunakan kain kasa putih. Penyaringan ini dilakukan untuk memperoleh sari kedelai yang sudah dipanaskan.



5. Setelah sari kedelai diperoleh, selanjutnya ditambahi kasau (bahasa lokal) atau asam cuka atau di beberapa daerah lainnya disebut batu tahu. Tujuannya agar mengendapkan sari-sari tahu yang kental menjadi lebih solid atau padat. Berbeda dengan tempe yang memakai ragi (jamur Rhizopus orizhasporus) untuk menyatukan kacang-kacang kedelai, pembuatan tahu dilakukan dengan proses pengendapan.

6. Setelah disatukan dengan asam, selanjutnya sari-sari kedelai diletakkan di cetakan tahu. Kemudian cetakan tahu ditutup dengan penutup cetakan dan diberi tekanan agar mempercepat pembentukan tahu.

Sekitar 10-15 menit, tahu pun terbentuk dan siap untuk dikemas dan di kirimkan ke para pemesan, warung-warung sayuran dan ke pasar tradisional.

            “kalau boleh tau,kemanakah tahu – tahu ini akan di kirim?” ujar Rosita kembali memberi pertanya pada pekerja tadi  “tahu – tahu ini kebanyakan akan di kirim ke sejumlah pasar-pasar di kawasan Bengkong”
Dengan mengunjungi pabrik kecil pembuatan tahu ini, kami jadi tahu bahwa membuat tahu ternyata tidak begitu mudah. Makanan yang sering dihidangkan ini memang menjadi makanan pokok di masyarakat Indonesia. Hanya saja, makanan ini sempat gonyah (termasuk tempe), karena harga kedelai yang naik tiba-tiba. Para pembuat tahu sempat 'mengeluh' lantaran bahan baku yang mereka gunakan untuk membuat tahu, harganya naik tiba tiba. Salah satu penyebabnya juga karena pemerintah masih mengimpor kedelai dari luar negeri, padahal tidak kurang-kurang sebenarnya negeri kita memunculkan segala jenis kacang termasuk kacang kedelai.


Setelah mengamati pembuatan tahu, kami pun pamit, pada bapak tua, pada orang yang bekerja di tempat itu, dan pada makanan putih itu yang masih belum tahu nasibnya ke perut manusia yang mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar