Kamis, 12 Januari 2017

Dinamika kelompok dan Inovasi Perubahan Organisasi

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul ”Dinamika Kelompok Kerja Sama Tim dan Inovasi dan Perubahan Organisasi” dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah Manajemen mengenai Dinamika Kelompok Kerja Sama Tim dan Inovasi dan Perubahan Organisasi  ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen yang diberikan oleh Bapak Angga selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Angga selaku dosen mata kuliah Pengantar manajemen yang telah memberikan pengajaran kepada kami, serta kepada teman-teman kami yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Namun, makalah mengenai Dinamika Kelompok Kerja Sama Tim dan Inovasi dan Perubahan Organisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan makalah ini.


                                                                        Batam, 25 September 2016


                                                                        Penulis






Daftar Isi

Kata pengantar.................................................................................1
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.......................................................................................3
BAB II
Pengertian Dinamika.............................................................................4
Pengertian kelompok.............................................................................4
Pengertian dinamika kelompok............................................................5
Pengertian Tim Kerja............................................................................5
BAB III
Definisi dan Klasifikasi Kelompok.......................................................6
Tahap Perkembangan Kelompok.........................................................8
Fase-fase Pembentuk Kelompok...........................................................9
Alasan Perlunya Kelompok..................................................................10
BAB IV
Masalah dalam Dinamika Kelompok..................................................11
Faktor  Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Kelompok….11
BAB V
Mengelola Perubahan Organisasi dan Inovasi……………………..16
Model Proses Perubahan……………………...……………………..16
Tipe Perubahan yang direncanakan………………………………..18
Pengembangan Organisasi………………………………………….18
Memperkuat Kreativitas Organisasi……………………………….21
Penutup dan Saran…………………………………………………..22
Daftar Pustaka.....................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Sejak dilahirkan ke dunia hingga ,eninggal manusia tak pernah lepas dari interaksi. Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan kerja sama dengan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama yang terorganisir sehingga menghasilkan suatu dinamika kelompok
Sejarah munculnya dinamika kelompok sendiri dapat dilihat pada zaman Yunani. Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini ikatan persatuan dan interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga masing-masing golongan dapat mempertahankan kesatuannya dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.
 Zaman liberalisme Pengaruh cara berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian. Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DINAMIKA
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
2.2 PENGERTIAN KELOMPOK
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:
·           Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
·           Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
·           Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
·           Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·   Terdiri dari dua orang atau lebih
·    Berinteraksi satu sama lain
·    Saling membagi beberapa tujuan yang sama
·     Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

2.3 PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.  Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
·           Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
·           Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
·           Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
·           Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”.
Pengetian Tim Kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy 2008). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu organsasi ataupun suatu perusahaan.
Allen (2004) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut ketrampilan ganda.
         Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003). Definisi ini mempunyai tiga komponen. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar, walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam sebuah tim melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan berkinerja.



















BAB III
PEMBAHASAN

3.1 DEFINISI DAN KLASIFIKASI KELOMPOK
Pada bagian ini akan dibahas kelompok dalam organisasi, dinamika dalam kelompok,  serta bagaimana kelompok mempengaruhi perilaku individu dalam suatu lingkungan organisasi.
Kelompok adalah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Kelompok juga merupkan bagian dari kehidupan organisasi.Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Adanya kelompok organisasi berawal dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barangkali adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Perilaku manusia (di dalam organisasi) dapat dikaji berdasarkan tiga tingkatan, yaitu individu, kelompok dan organisasi, yang masing-masing memiliki perspektif yang unik. Memahami dinamika kelompok sangat penting untuk memahami perilaku organisasi. Sebab, kelompok adalah bagian sentral dari kehidupan sehari-hari manusia, dan pada waktu-waktu tertentu tiap orang akan menjadi bagian (anggota) dari kelompok-kelompok yang berbeda, seperti : kelompok kerja, olah raga, organisasi sosial, ikatan alumni, kegemaran, dan sebagainya,
Perlunya pemahaman akan dinamika kelompok setidaknya didasari oleh tiga alasan. Pertama, kelompok dapat memberikan pengaruh yang besar pada individu. Sikap, nilai, dan perilaku kita sebagai pribadi banyak sekali dipengaruhi oleh interaksi kita dengan anggota kelompok yang lain terhadap organisasi kelompok lain. Kedua, kelompok dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kelompok lain dan terhadap organisasi. Banyak tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan oleh kelompok, dan keberhasilan organisasi banyak sekali ditentukan oleh efektifnya kelompok di dalamnya. Ketiga, mempelajari dinamika kelompok dapat membantu menjelaskan perilaku.
Pada umumnya tidak ada definisi yang jelas dari suatu kelompok yang dapat diterima secara umum, maka untuk itu perlu disajikan beberapa definisi yang luas mengenai kelompok yang mempunyai banyak kesamaan dalam definisi itu.
Beberapa definisi kelompok disampaikan oleh beberapa ahli. Kelompok (group)dapat didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa, sehingga perilaku dan atau kinerja (performance) dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku kinerja anggota yang lain (menurut Shaw dalam Nimran, 2004). Sedangkan menurut Robbin (2001) kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung.
Definisi kelompok dipandang dari persepsi, definisi ini didasarkan pada persepsi dari para anggota kelompok. Dikemukakan bahwa para anggota harus mengetahui hubungan mereka dengan yang lain supaya mereka dapat dinamakan kelompok. Dengan demikian, definisi ini adalah sebagai berikut. Kelompok didefinisikan sejumlah orang yang melakukan interaksi dengan yang lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan semacam itu. Definisi ini menunjukkan, bahwa para anggota kelompok harus mengetahui akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui kesan dari tiap anggotanya.
Definisi kelompok dipandang dari segi Organisasi, kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara para anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari kelompok seperti peran dan norma.
Definisi kelompok dipandang dari segi motivasi, secara singkat penafsiran dari segi motivasi mendefinisikan kelompok sebagai suatu kumpulan individu yang eksistensinya adalah sebagai kumpulan yang sangat bermanfaat bagi para individu tersebut. Dalam pengertian ini, kelompok yang tidak mampu membantu para anggotanya memenuhi kebutuhannya akan menghadappi masa-masa sulit untuk tetap merupakan kelompok yang hidup terus. Seorang anggota kelompok yang tidak terpenuhi kebutuhannya akan mencari kelompok yang lain yang sekiranya dapat membantu kebutuhan pokoknya.
Definisi kelompok dari segi interaksi menekankan pada interaksi interpersonal adalah sebagai berikut. Kelompok adalah sejumlah orang yang saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain, serta seringkali dilakukan sepanjang jangka waktu tertentu dan jumlahnya cukup sedikit, sehingga tiap orang mampu berkomunikasi dengan semua orang dengan tatap muka.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan organisasi, maka kelompok dapat dibedakan ke dalam dua kategori :
1.    Kelompok formal
Kelompok formal, yaitu kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan formal ( resmi ) seperti struktur organisasi dan penugasan-penugasan organisasi.
Dalam kelompok formal dibagi menjadi 2 yaitu :
a.    Kelompok komando
Yaitu kelompok yang terdiri dari atasan  dan bawahan yang tergambar dalam bagan organisasi tersusun atas manajer dan bawahan langsung.
b.    Kelompok tugas
Yaitu mereka yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan
2.    Kelompok informal
Kelompok informal, sebaliknya yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal  dan tidak ditentukan oleh organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok Informal dibagi juga menjadi 2 :
a.    Kelompok kepentingan/minat
Adalah mereka yang bekerja bersama-sama untuk mencari suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari tiap orang ini atau terbentuk karena adanya minat tertentu.
b.    Kelompok persahabatan
Adalah mereka yang digabungkan bersama karena berbagi satu karakteristik/lebih, dalam arti kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan dalam beberapa ciri, seperti umur, hobi, sekolah dan sebagainya.
3.2 TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
1.    Model Lima-Tahap.
Adapun tahap-tahap tersebut adalah :
a.    Pembentukan
Mempunyai ciri banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok.
b.    Keributan,
Adalah tahap konflik dalam kelompok
c.    Penormaan,
Adalah tahap dimana berkembang hubungan yang karib dan kelompok memperagakan kekohesifan (kesalingtertarikan).
d.    Pelaksanaan
Adalah kelompok telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik
e.    Reses
Merupakan kelompok untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri tahap ini adanya  kepedulian untuk  menyelesaikan kegiatan-kegiatan daripada melaksanakan tugas
2.    Model Kesetimbangan Tersela
a.    Pertemuan pertama menentukan arah kelompok
b.    Fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu kelompok cenderung berdiam diri atau menjadi terkunci  ke dalam suatu arah tindakan yang tetap
c.    Terjadi suatu peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat ketika kelompok telah menghabiskan separuh dari waktu yang disediakan
d.    Transisi itu mengawali perubahan-perubahan utama
e.    Fase kedua inersia mengikuti transisi yaitu fase suatu keseimbangan baru atau kurun waktu inersia baru. Dalam fase ini kelompok menjalankan rencana-rencana yang diciptakan selama periode transisi.
f.     Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang percepatannya mencolok.
3.3 FASE PEMBENTUKAN KELOMPOK
Pembentukan kelompok pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses yang dinamis yang terdiri dari beberapa fase, yaitu :
1.    Forming (pembentukan).
Fase ini merupakan fase awal dimana keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok dihadapi. Fase ini berakhir pada saat para anggota mulai berpikir bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.
2.    Storming (merebut hati).
Fase ini dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok. Anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak pengendalian kelompok atas individu. Fase ini selesai manakala didapatkan hirarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.
3.    Norming (pengaturan norma).
Fase ini menggambarkan adanya perkembagan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya kohesi ( kepaduan ). Fase ini berakhir ini dengan adanya struktur kelompok yang semakin solid, dan merumuskan harapan-harapan serta perilaku kelompok yang benar dan diterima.
4.    Performing (melaksanakan).
Fase ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dan diterima oleh anggota. Jadi, disini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling mengerti kepelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk kelompok yang relatif permanen, fase ini merupakan fase terakhir di dalam perkembangannya.
5.    Adjourning (pengakhiran).
Fase ini merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan kegiatan, pelaksanaan tugas-tugas, tetapi berakhirnya rangkaian kegiatan.
4.4 ALASAN PERLUNYA KELOMPOK
Ada beberapa alasan mengapa orang mengikuti atau menjadi bagian dari kelompok tertentu. Diantara alasan tertentu tersebut  adalah sebagai berikut :
1.    Rasa aman
Dengan  itu  kelompok  dapat  mengurangi rasa ketidakamanan ( rasa tidak aman ) karena berdiri sendiri, contoh : serikat pekerja.
2.    Status dan harga diri
Ada rasa peningkatan status dan harga diri karena mengikuti atau bergabung dengan suatu kelompok. Contohnya : menjadi anggota klub eksklusif.
3.    Interaksi dan afiliasi
Menikmati interaksi teratur dengan orang lain dan mendapatkan kepuasan dari interaksi tersebut. Contohnya : istri orang kaya yang masih tetap mau jadi pegawai negeri di sebuah instansi.
4.    Kekuatan
Dengan berkelompok perjalanan/ perjuangan menjadi lebih kuat dibandingkan dengan berjuang sendirian.
5.    Pencapaian tujuan
Dengan berkelompok tujuan lebih mudah dicapai daripada seorang diri.
6.    Keuntungan bersama
Dengan berkelompok maka orang-orang yang terlibat akan mendapatkan keuntungan bersama. Contohnya : koperasi, persekutuan dagang.
7.    Kedekatan fisik
Orang berkelompok, karena kedekatan jarak fisik. Contohnya : RT, RW, dan lain-lain. Di dalam suatu kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi seseorang bisa mendapat lebih dari satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal demikian sah-sah saja. Dan ini banyak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami alasan-alasan berkelompok, perlu bagi manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat dijelaskan, diprediksi dan sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan yang produktif bagi organisasi.




















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  BEBERAPA MASALAH DALAM DINAMIKA KELOMPOK
Karena kelompok terdiri dari sejumlah orang dan (biasanya) dengan latar belakangnya yang berbeda-beda, maka sangat mungkin di dalam kelompok itu ditemukan banyak masalah-masalah. Hal ini perlu sekali mendapatkan perhatian. Diantara masalah-masalah tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut :
1.    Kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan sangat strategis sifatnya, karena dapat menentukan efektif tidaknya proses kelompok. Tidak jarang, suatu kelompok menjadi buyar karena kesalahan memilih pemimpin.
2.    Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, merupakan inti dari tugas atau misi kelompok. Pengambilan keputusan kelompok di dalam praktek lebih banyak sulitnya daripada mudahnya. Pengambilan keputusan kelompok secara umum telah diakui lebih baik kualitasnya daripada keputusan yang individual.
3.    Komunikasi.
Karena kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi satu sama lain, maka masalah komunikasi memegang peranan yang sentral. Melalui komunikasi saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat kohesi, dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
4.    Konflik.
Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak dapat dihindari. Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran yang telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
4.2  FAKTOR  EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI KELOMPOK
1. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok yang bersumber dari faktor eksternal, di antaranya :
a) strategi organisasi
Strategi yang diterapkan organisasi dirasakan tepat dan cocok dengan anggota organisasi maka strategi yang sudah ditetapkan itu akan memacu semua anggota untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.
b) struktur wewenang
Jika struktur organisasi telah disusun dengan memperhatikan dengan baik konsep The right men on the right place at the right time dan satuan perintah (otoritas), dan tanggung jawab telah berjalan dengan baik maka struktur organisasi tersebut akan memacu anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu.
c) peraturan
Semua peraturan di organisasi, mulai dari level yang paling tinggi sampai yang paling bawah,
1) Strategi Organisasi
2) Struktur Wewenang
3) Peraturan,
Semua peraturan di organisasi bisa kondusif bagi anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu, bisa juga sebaliknya. Jika peraturan yang dibuat bersifat bottom up maka karyawan akan lebih apresiatif karena merasa dilibatkan dalam pembuatan aturan tersebut. Oleh sebab itu dia merasa berkewajiban untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut.
d) sumber daya organisasi
Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai dari sumber dayua manusia, sumber daya alam, dana, material, mesin-mesin, pasar, teknologi, informasi, jika dimiliki secara memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas, hal itu akan memacu karyawan untuk berkinerja secara maksimal.
e) proses seleksi
Seleksi karyawan merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan organisasi dalam mendapatkan karyawan yang berkinerja tinggi. Oleh karena itu seleksi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
f) penilaian prestasi dan sistem imbalan
Penilaian prestasi kerja karyawan yang memenuhi azas keadilan bagi semua karyawan akan memacu karyawan untuk berprestasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian yaitu sistem penilaian, penilai, standar kinerja, dan waktu penilaian. Jika penilaian kinerja yang dilakukan sudah baik maka sistem imbalan juga harus memenuhi azas keadilan.
g) budaya organisasi
Organisasi yang memiliki budaya yang kondusif memacu karyawan untuk berkinerja maksimal, misalnya disiplin, kreatif, inovatif, tepat waktu, dll.
h) faktor lingkungan fisik
Lingkungan fisik berperan penting dalam menciptakan kondisi karyawan yang bersemangat atau tidak bersemangat dalam bekerja. Faktor lingkungan fisik misalnya adalah sarana dan prasarana di tempat kerja.
2. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi prestasi kelompok
Ada sejumlah faktor internal yang mempengaruhi prestasi kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut :
A)    Kemampuan Fisik
Jika kemampuan fisik kelompok prima maka kelompok cenderung berkinerja maksimal. Kemampuan fisik itu bisa yang melekat pada anggota-anggota kelompok, yang berwujud, misalnya fisiknya, maupun yang berupa sarana prasarana yang dimiliki kelompok.
B) Kemampuan Intelektual
Tingkat pengetahuan, kemauan, kemampuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki anggota kelompok menentukan kemampuan kelompok untuk berprestasi atau sebaliknya.
C) Karakteristik Kepribadian
Kepribadian kelompok yang kondusif untuk berprestasi, misalnya terbuka, tahan terhadap kritik, inovatif, suka tantangan, suka perubahan, senang beekerjasama, dll.







BAB V
PEMBAHASAN
5.1 MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI

Mengapa perubahan yang direncanakan itu diperlukan ?
Setiap organisasi membuat perubahan struktural kecil-kecilan sebagai reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan tindakan langsung dan tindakan tidak langsung. Apa yang membedakan perubahan yang direncanakan dari perubahan rutin adalah cakupan dan luasnya. Perubahan yang direcanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi, atau sebagian besar untuk menyesuikan diri pada perubahan yang signifikan dalam sasaran dan arah organisasi. Defenisi terinci dari perubahan yang direncanakan adalah inovasi struktural, kebijakan atau sasaran baru, dan perubahan dalam filosofi operasi yang dengan sengaja didesain dan implementasikan.

Program perubahan diperlukan masa kini karena pergeseran dalam waktu dan hubungan yang kita lihat diseluruh organisasi didunia. Teknologi pemrosesan informasi canggih. Bersama dengan bertambahya globalisasi organisasi, berarti bahwa manajer dibombardir dengan banyak ide baru, produk baru, tantangan baru dari pada sebelumnya. Untuk mengatasi pertambahan informasi yang serupa itu, ditambah dengan sempitnya waktu untuk membuat keputusan yang dapat di ambil oleh manajer. Manajer harus memperbaiki kemampuannya untuk mengelola perubahan.

5.2. SEBUAH MODEL PROSES PERUBAHAN

Walaupun organisasi dikepung dan diserang oleh banyak kekuatan untuk berubah, kita perlu mengetahui bahwa kekuataan yang melawan berfungsi untuk mempertahankan sebuah  organisasi dalam keadaan keseimbangan. Kekuatan yang menentang ini berarti mendukung stabilitas atau untuk memahami bagaimana ini bekerja.

1.Analisis kekuatan lapangan
Menurut teori kekuatan lapangan dari kurt lewin, setiap tingkah laku merupakan hasil dari keseimbangan antara kekuasaan yang mendorong dan yang menghambat. Kekuatan yang mendorong menekankan disatu sisi; kekuasaan yang menghambat menekankan sisi yang lain. Prestasi kerja untuk muncul adalah rekonsiliasi dari kedua kekuatan tadi, meningkat kekuatan yang mendorong mungkin meningkatkan prestasi kerja, tetapi mungkin juga menarikkan kekuataan yang menghambat.

2. sumber penolakan
Kekuatan yang menghambat, kekuatan yang mempertahankan sebuah organisasi tetap stabil, merupak perhatian khusus  karena merupakan wakil kekuatan penghambat potensial untuk perubahan yang direncanakan. Bila manajer dapat merubahan kekuatan ini atau menangani perhatian yang mendasari, mereka mempunyai peluang yang lebih baik untuk berhasil mencapai perubahan yang direncanakan. Demi kenyamanan kami akan mengelompokkan sumber kekuatan ini kedalam tiga kelas besar. Budaya organiasi, kepentingan individu, dan persepsi individu mengenai sasaran dan strategi organisasi.
         Budaya organisasi
Budaya merupakan kekuatan utama untuk  mengarahkan tingkah laku karyawan. Sebagai peraturan umum, karyawan tetap bersama dengan sebuah organisasi karena pekerjaan itu memenuhi sasaran kehidupan mereka dan karena kepribadian, sikap, dan keyakinan mereka cocok dengan budaya organisasi. Bahkan sebenarnya, banyak karyawan yang menyamakan diri nya dengan organisasi mereka karena untung dan ruginya perusahaan ditanggapi sebagai kejadian yang menyangkut kepribadinya.  Akibatnya mereka merasa terancam dengan usaha untuk melakukan perubahan radikal dalam budaya organisasi.
         Kepentingan individu
Walaupun karyawan dapat dan menyamankan diri nya dengan organisasi, mereka juga mempehatikan diri mereka sendiri. Sebagai imbalan dari bekerja dengan baik, mereka mengharapkan gaji yang memadai, kondisi kerja yang memuaskan, kepatian adanya pekerjaan dan penghargaan, kekuatan, serta prestise sampai tingkat tertentu. Kalau terjadi perubahan, karyawan menghadapi priode yang secara potensial tidak menyenangkan untuk menyenangkan diri dengan struktur yang baru atau pekerjaan yang didesain ulang.
         Persepsi sasaran dan strategi organisasi
Sasaran dan strategi amat bermanfaat untuk pengorganisasikan dan mengkoordinasikan usaha dari organisasi apapun. Bahkan sebenarnya, pernyataan misi (seperti di nostrom yang berbunyi” berikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan”) dapat ,menjadi pedoman tindakan karyawan kalau tidak ada kebijakan dan prosedur formal. Akan tetapi kekuatan yang amat besar untuk stabilitas ini dapat menjadikannya sulit diubah. Kadang-kadang karyawan tidak mengetahui adanya  kebutuhan untuk sasaran baru karena mereka tidak mempunyai informasi yang sama dengan para menejer. Atau mungkin mereka merindukan” masa lalu mereka yag indah”

3. Proses perubahan
 Kebanyakan usaha untuk mengubah kegagalan karena dua alasan. Pertama, orang tidak mau (tidak mampu) untuk mengubah sikap dan tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan. Kedua, seorang manajer yang diberi tahu bahwa dia harus belajar teknik analitik baru dan manajer tidak mungkin menerima saran tadi. Lewin percaya bahwa setelah priode singkat untuk mencoba cara kerja yang berbeda, individu yang diberi kebebasan cenderung untuk kembali ke pola tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan. Lewin mengembangkan model proses perubahan dan kemudian model ini di kembangkan lebih lanjut oleh edgar H. Schein dan kawan-kawan, model ini mencakup “ pecairan” (unfreezing) pola tigkah laku saat ini, “pengubahan” (changing) atau mengembangkan pola tingkah laku yang baru, dan kemudian “pemantapan” (refreezing) atau mempertegas tingkah laku yang baru tadi.
  Pencairan termasuk membuat kebutuhan teradap perubahan demikian jelas sehigga individu,        kelompok atau organisasi siap melihat dan menerimanya.
  Pengubahan, mencakup menemukan dan mengadopsi sikap, nilai, dan tingkah laku yang baru.
  Pemantapan berarti meneguhkan pola tingkah laku baru pada tempatnya dengan cara mekanisme mendukung atau memperkuat, sehingga menjadi norma yang baru.






5.3 .TIPE PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN
Pendekatan pada perubahan strukturat

Pendekatan struktural sebuah organisasi bisa berupa pengaturan ulang sistem internal seperti komunikasi, alur kerja, atau hierarki manajemen. Berbagai perubahan yang dapat dibuat sebagai berikut.
         Desain organisasi, organisasi klasik memfokuskan pada penentuan tanggung jawab pekerjaan secara berhati-hati dan menciptkan pembagian pekerjaan dan lini kerja yang memadai. Seperti yang sering kita lihat kecenderungan struktur yang paling signifikan adalah kearah organisasi yang datar dan ramping. Dalam struktur seperti itu manajemen menengah dihilangkan untuk merampingkan interaksi antara manajemen puncak dengan karyawan bukan manajemen yang diberi tangggung jawab lebih banyak.
         Desentralisasi, salah satu pendekatan desentralisasi termasuk menciptakan unit organisasi yang lebih kecil dan lengkap dan berarti meningkatkan motivasi dan prestasi kerja anggota unit  dan memfokuskan perhatian mereka pada aktivitas berprioritas tinggi. Desentralisasi juga mendorong setiap unit untuk menyesuikan struktur dan teknologi nya dengan tugas tertentu dan lingkungan tempatnya berada.
         Modifikasi arus kerja, modivikasi arus kerja dan pengelompokan spesialisasi secara berhati-hati dapat juga mengarah pada perbaikan pada produktivitas modal.  Salah satu ekspresi kecenderungan ini adalah jumlah uang yang dapat dikeluarkan oleh karyawan tanpa mendapat otoritas.

Pendekatan pada perubahan teknologi
            Perubahan teknologi organisasi mencakup mengganti peralatan, proses rekayasa, teknik penelitian atau  metode produksi. Seperti yang telah kita lihat di bab sebelumnya, teknologi produksi seringkali mempunyai pengaruh besar pada struktur organisasi. Untuk alasan tersebut, teknostruktural atau sosioteknis berusaha untuk memperbaiki prestasi kerja secara serentak mengubah aspek struktur organisasi dan teknologinya. Perluasan pekerjaan dan pengayaan pekerjaan meruakan contoh pendekatan teknostruktural pada perubahan.

Pendekatan pada perubahan manusia
            Baik pendekatan teknis dan struktural mencoba memperbaiki prestasi kerja organisasi dengan mengubah situasi kerja. Pendekatan sebaliknya, mencoba mengubah tingkah laku karyawan dengan memfokuskan pada keterampilan, sikap, persepsi, dan harapan mereka.

5.4 PENGEMBANGAN ORGANISASI

 Banyak pendekatan pada perubahan yang direncanakan memadai untuk memecahkan masalah yang segera timbul dan spesifik. Pengembangan organisasi (organizational development, OD) sebaliknya adalah pendekatan yang yang sifatnya jangka panjang, lebih menyeluruh, lebih kompleks, dan lebih mahal terhadap perubahan dengan tujuan menggerakkan seluruh organisasi ketingkat fungsi yang lebih tinggi sementara sangat memperbaiki prestasi kerja dan kepuasan para anggotanya.
Secara formal OD didefinisikan sebagai
Usaha jangka panjang yang didukung manajemen puncak untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama lewat diagnosis yng lebih efektif dan hasil kerja sama serta manajemen budaya organisasi dengan menekankan khusus pada tim kerja formal, tim sementara dan tim antara kelompok dengan bantuan seorang fasilitator konsultan dan menggunakan teori serta teknologi mengunakan penerapan ilmu tinggkah laku. Termasuk penelitian tindakan.

Defenisi ini termasuk frasa penting. Proses pemecahan masalah yang mengacu pada metode organisasi menghadapi ancaman dan peluang dalam lingkungannya, sementara proses pembaharuan mengacu pada cara manajer melakukan adaptasi proses pemecahan masalah mereka pada lingkungan. Salah satu tujuan OD adalah untuk memperbaiki proses perubahan sendiri dari organisasi sehingga manajer dengan cepat dapat menyesuaikan gaya manajemen mereka pada masalah dan kesempatan baru.

Berbagai tipe aktivitas OD
            Agen perubahan mempunyai banyak teknik dan pendekatan campur tangan. Bukan hanya yang digunakan dalam program tertentu. Salah satu cara bermanfaat dari mengelompokkan teknik adalah menurut target yag akan dipergunakan, teknik itu dapat di pergunakan untuk memperbaiki efektifitas individu, hubungan kerja antara dua atau tiga orang, fungsi kelompok, hubungan antar kelompok, efektifitas seluruh organisasi.
    OD untuk individu.  Pelatihan kepekaan(sensitivity training) merupakan teknik OD yang sudah cukup lama dan sudah luas tersebar. Dalam “T”(training)group, sekitar sepuluh peserta dibimbing oleh sepuluh pemimpin terlatih untuk meningkatkan keperkaan dan keterampilan mereka dalam menangani hubungan antar pribadi. Pelatihan kepekaan kurang sering dipergunakan oleh organisasi akhir-akhir ini, dan para perserta biasa nya disaring untuk memastikan mereka tahan atas kegelisan yang di munculkan oleh “T” group.  Kewaspadaan juga diambil untuk memastikan bahwa keikutsetaan benar-benar sukarela.
    OD untuk dua atau tiga orang, Analisis transaksional( transacsional analysis,) memusatkan pada gaya dan isi komunikasi (transaksi tau pesan)  antar orang. Konsep ini mengajar orang untuk mengirim pesan yang jelas dan bertanggung jawab serta memberikan jawaban yang wajar dan berlasan. Analisis transional berusaha untuk mengurangi kebiasaan komunikasi merusak.
   OD untuk tim atau kelompok. Dalam konsultasi proses, seorang konsultan bekerja dengan anggota organisasi untuk membantu mereka untuk memahami dinamika hubungan kerja mereka dalam kelompok atau situasi tim. Konsultan membantu anggota kelompok untuk mengubah cara mereka bekerja sama dan mengembangkan keterampilan dignostik dan memecahkan masalah yang mereka perlukan agar lebih efektif dalam memecahkan masalah.
o   Pembinaan tim (tim building), suatu pendekatan yang berkaitan, menganalisis aktivitas, alokasi sumber daya dan hubungan suatu kelompok untuk memperbaiki kreatifitasnya.
  OD untuk hubungan antar kelompok. Untuk memungkinkan manajer organisasi menilai kesehatan organisasi dan menetapkan rencana tindakan untuk memperbaikinya, rapat konfrontasi dapat di adakan. Ini adalah rapat sehari yang melibatkan seluruh manajer sebuah organisasi untuk mendiskusikan masalah merek, menganalisis penyebab yang mendasarinya, dan merencanakan tindakan perbaikan. Rapat konfrontasi biasanya digunakan setelah diadakan perubahan besar dalam organisasi.
   OD untuk seluruh organisasi. Teknik survei umpan balik dapat dipergunakan untuk memperbaiki operasi seluruh organisasi. Ini termasuk melakukan survei sikap yang lain dan secara sistematis melaporkan hasil kepada anggota organisasi. Para anggota kemudian menentukan tindakan apa yang perlu diambil untuk menyelesaikan masalah dan memanfaatkan kesempatan yang terungkap lewat survei tadi.

Mengelola kreativitas dan inovasi

Didunia saat ini menjadi kreatif dan inovatif lebih penting dari pada sebelumnya. Ini berarti berfikir dengan cara baru dan terbuka terhadap cara yang sama sekali berbeda . banyak penulis subyek manajemen yang mendefinisikan kretifitas sebagai yang menghasilkan ide baru dan inovasi-inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru (apple computer ).

Kreativitas individu

Tiap individu berbeda dalam kemampuan untuk menjadi kreatif. Orang yang kreatif cenderung lebih fleksibel dari pada orang tidak kreatif. Mereka mampu dan mau berpindah dari satu pendekatan ke pendekatan yang lainnya kalau menghadapi masalah.mereka memilih sesuatu yang rumit dari pada sesuatu yang sederhana dan cenderung lebih indevenden dari pada orang yang kurang kreatif, teguh dan berpegang erat-erat pada pendirianya kalau idenya di tantang.

Kreativitas dan inovasi organisasi

Sama seperti individu berbeda dalam kemampuannya untuk menterjemahkan bakat kreatif mereka menjadi hasil, demikian pula organisasi berbeda dalam kemampuan untuk menerjemahkan bakat dari para anggotanya menjadi produk, proses atau jasa baru. Untuk membuat organisasi mampu menggunakan kratifitas seefektf mungkin. Ada tiga langkah proses kreatif dalam organisasi:menghasilkan ide, memecahkan masalah atau mengembangkan ide, dan implementasi.

  Menghasilkan ide. Dalam sebuah organisasi pertama-tama yang peling penting tergantung pada arus manusia dan informasi antara perusahaan dan lngkungan.
  Pengembangan ide. Tergantung pada budaya organisasi dan proses dalam organisasi.
  Implementasi. Tahap implementasi dari proses kreatif dalam organisasi terdiri dari langkah yang membawa pemecahan atau penciptaan pasar.
Menetapkan iklim untuk berkreatifitas dan inovasi organisasi.
Kretifitas paling baik di pelihara dalam iklim yang memberikan kerbebasan yang mendorong penjajaran ide baru dan cara baru untuk bekerja. Banyak manajer sulit menerima iklim seperti itu. Mereka mungkin akan merasa nyaman dengan proses perubahan berkelanjutan. Mereka juga memikirkan bahwa iklim yang memberi kebebasan mendorong dilanggarnya disiplin atau pengendalian biaya.








5.5 MEMPERKUAT KREATIVITAS ORGANISASI

1.    Kembang perubahan yang dapat diterima. Anggota organisasi harus percaya bahwa perubahan menguntungkan mereka dan organisasi.
2.    Dorong penciptaan ide baru. Manajer organisasi dari puncak sampai supervisor ditingkat yang paling bawah, harus menjelaskan dengan kata-kata dan perbuatan yang bahwa mereka semua menyambut pendekatan baru. Untuk mendorong kreativitas manajer harus mau mendengar saran dari karyawan dan mengimplementasikan saran yang memberikan harapan.
3.    Beri peluang interaksi lebih banyak. Iklim yang mendorong, kreativitas dan memberikan peluang kepada individu untuk berinteraksi dengan anggota kelompok mereka sendiri maupun kelompok lain. Informasi seperti itu akan mendorong pertukaran informasi berguna, pergerakan ide yang bebas, dan perspektif segar menganai masalah.
4.    Beri toleransi kegagalan. Banyak ide terbukti tidak praktis atau tidak berguna. Manajer yang mengerti menerima dan megizinkan waktu dan sumber daya di investasikan dalam percobaan dengan ide baru yang ternyata tidak seperti yang diharapkan.
5.    Sediakan tujuan yang jelas dan kebebasan untuk mencapainya. Anggota organisasi harus memiliki tujuan dan arah untuk kreativitas. Memberi pedoman dan pembatasan yang masuk akal dan memberikan kendali bagi manajer atas jumlah waktu dan dana yang diinvestasikan dalam tingkah laku kreatif.
6.    Berikan pengakuan. Individu yang kreatif termotivasi untuk bekerja keras atas tugas yang menarik .tetapi seperti semua orang, mereka senag diberi penghargaan atas tugas yang diselasaikan dengan baik. Dengan menawarkan pengakuan dalam wujud seperti bonus dan kenaikan gaji, manajer menunjukkan bahwa tingkah laku kreatif dihargai dalam organisasi mereka.












PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami
Kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan segala pekerjaan
3. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
4. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1. Kelompok Primer
2. Kelompok Sekunder
3. Kelompok Formal
4. Kelompok Informal
Dan dari pernyatan-pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan organisasi adalah upaya atau usaha merubah organisasi dari bentuk yang satu dengan bentuk yang lain secara sistematis dan juga hal yang mesti terjadi didalam sebuah organisasi. Disamping itu perlu evaluasi yang berkelanjutan dan yang terpenting adalah bagaimana komponen-komponen yang ada didalam nya dapat berinteraksi dengan harmonis

3.2       Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Diposkan oleh Antho Posthink di 09.02 
3. Manajemen jilid ii, james a.f stoner, r. Edward freeman, daniel r. Gilbert jr hal 103-121


Tidak ada komentar:

Posting Komentar