Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya hingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul ”Dinamika Kelompok Kerja Sama Tim dan Inovasi dan Perubahan
Organisasi” dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah Manajemen mengenai Dinamika Kelompok Kerja Sama Tim dan Inovasi
dan Perubahan Organisasi ini kami susun
guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen yang diberikan oleh Bapak
Angga selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Angga selaku dosen mata
kuliah Pengantar manajemen yang telah memberikan pengajaran kepada kami, serta
kepada teman-teman kami yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Namun, makalah mengenai Dinamika Kelompok Kerja Sama Tim dan Inovasi dan
Perubahan Organisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan makalah ini.
Batam, 25 September 2016
Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar.................................................................................1
BAB I Pendahuluan
Latar
Belakang.......................................................................................3
BAB II
Pengertian Dinamika.............................................................................4
Pengertian
kelompok.............................................................................4
Pengertian dinamika
kelompok............................................................5
Pengertian Tim
Kerja............................................................................5
BAB III
Definisi dan Klasifikasi
Kelompok.......................................................6
Tahap Perkembangan Kelompok.........................................................8
Fase-fase Pembentuk
Kelompok...........................................................9
Alasan Perlunya Kelompok..................................................................10
BAB IV
Masalah dalam Dinamika
Kelompok..................................................11
Faktor Eksternal
dan Internal yang Mempengaruhi Kelompok….11
BAB V
Mengelola
Perubahan Organisasi dan Inovasi……………………..16
Model
Proses Perubahan……………………...……………………..16
Tipe
Perubahan yang direncanakan………………………………..18
Pengembangan
Organisasi………………………………………….18
Memperkuat
Kreativitas Organisasi……………………………….21
Penutup
dan Saran…………………………………………………..22
Daftar
Pustaka.....................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Sejak dilahirkan ke dunia hingga ,eninggal manusia
tak pernah lepas dari interaksi. Oleh karena itu manusia cenderung melakukan
interaksi dan kerja sama dengan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama
yang terorganisir sehingga menghasilkan suatu dinamika kelompok
Sejarah munculnya dinamika kelompok sendiri dapat
dilihat pada zaman Yunani. Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa
daya-daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing struktur masyarakat
tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan tiap-tiap golongan
memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi
sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini ikatan persatuan dan
interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga masing-masing golongan dapat
mempertahankan kesatuannya dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok/golongan
yang lebih kecil.
Zaman liberalisme Pengaruh cara berfikir
bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan
tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini
justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai
pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian.
Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara
mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam
menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan
perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan
atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DINAMIKA
Dinamika adalah
sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan
dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti
adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok
secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok,
semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu,
oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat
kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
2.2 PENGERTIAN
KELOMPOK
Kelompok
adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan
interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott
mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang
lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is
not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H.
Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa
individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara
dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi
antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing
anggota kelompok:
· Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok
tersebut
· Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
· Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
· Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di
antara anggota kelompok
Menurut Reitz
(1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
· Terdiri
dari dua orang atau lebih
· Berinteraksi
satu sama lain
· Saling
membagi beberapa tujuan yang sama
· Melihat
dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari
berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak
terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
2.3 PENGERTIAN
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.
Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok
mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
· Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok
terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling
menghargai
· Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling
menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
· Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama
anggota kelompok
· Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama
anggota kelompok.
Proses dinamika
kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok
dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada
dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku
lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi
kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut
”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu,
pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada
aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur
perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan
aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini
disebut ”performing”.
Pengetian Tim Kerja adalah kelompok yang usaha-usaha
individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual (Stephen, Timothy 2008). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja
yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu
organsasi ataupun suatu perusahaan.
Allen (2004) pekerja tim atau tim kerja adalah orang
yang sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi
yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi
positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka
menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual.
Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi
bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan
masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas
yang harus dilakukan menuntut ketrampilan ganda.
Sebuah
tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah
tugas yang spesifik (Daft, 2003). Definisi ini mempunyai tiga komponen.
Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar, walaupun
kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam sebuah tim melakukan
interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak membentuk
sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan berkinerja.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DEFINISI DAN
KLASIFIKASI KELOMPOK
Pada bagian ini akan
dibahas kelompok dalam organisasi, dinamika dalam kelompok, serta
bagaimana kelompok mempengaruhi perilaku individu dalam suatu lingkungan
organisasi.
Kelompok adalah
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam
aktivitas kelompok. Kelompok juga merupkan bagian dari kehidupan
organisasi.Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir
pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau
kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam
kelompok-kelompok tertentu. Adanya kelompok organisasi berawal dari adanya
kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya
berjumpa, dan barangkali adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan
satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Perilaku manusia
(di dalam organisasi) dapat dikaji berdasarkan tiga tingkatan, yaitu individu,
kelompok dan organisasi, yang masing-masing memiliki perspektif yang unik. Memahami
dinamika kelompok sangat penting untuk memahami perilaku organisasi. Sebab,
kelompok adalah bagian sentral dari kehidupan sehari-hari manusia, dan pada
waktu-waktu tertentu tiap orang akan menjadi bagian (anggota) dari
kelompok-kelompok yang berbeda, seperti : kelompok kerja, olah raga, organisasi
sosial, ikatan alumni, kegemaran, dan sebagainya,
Perlunya pemahaman
akan dinamika kelompok setidaknya didasari oleh tiga alasan. Pertama, kelompok
dapat memberikan pengaruh yang besar pada individu. Sikap, nilai, dan perilaku
kita sebagai pribadi banyak sekali dipengaruhi oleh interaksi kita dengan
anggota kelompok yang lain terhadap organisasi kelompok lain. Kedua, kelompok
dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kelompok lain dan terhadap
organisasi. Banyak tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan oleh
kelompok, dan keberhasilan organisasi banyak sekali ditentukan oleh efektifnya
kelompok di dalamnya. Ketiga, mempelajari dinamika kelompok dapat membantu
menjelaskan perilaku.
Pada umumnya tidak
ada definisi yang jelas dari suatu kelompok yang dapat diterima secara umum,
maka untuk itu perlu disajikan beberapa definisi yang luas mengenai kelompok
yang mempunyai banyak kesamaan dalam definisi itu.
Beberapa definisi
kelompok disampaikan oleh beberapa ahli. Kelompok (group)dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama
lain sedemikian rupa, sehingga perilaku dan atau kinerja (performance)
dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku kinerja anggota yang lain (menurut
Shaw dalam Nimran, 2004). Sedangkan menurut Robbin (2001) kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung.
Definisi kelompok
dipandang dari persepsi, definisi ini didasarkan pada persepsi dari para anggota
kelompok. Dikemukakan bahwa para anggota harus mengetahui hubungan mereka
dengan yang lain supaya mereka dapat dinamakan kelompok. Dengan demikian,
definisi ini adalah sebagai berikut. Kelompok didefinisikan sejumlah orang yang
melakukan interaksi dengan yang lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau
serangkaian pertemuan semacam itu. Definisi ini menunjukkan, bahwa para anggota
kelompok harus mengetahui akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui
akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui kesan dari tiap anggotanya.
Definisi kelompok
dipandang dari segi Organisasi, kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa
sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran
hubungan antara para anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur
fungsi kelompok dari tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa
ciri penting dari kelompok seperti peran dan norma.
Definisi kelompok
dipandang dari segi motivasi, secara singkat penafsiran dari segi motivasi
mendefinisikan kelompok sebagai suatu kumpulan individu yang eksistensinya
adalah sebagai kumpulan yang sangat bermanfaat bagi para individu tersebut.
Dalam pengertian ini, kelompok yang tidak mampu membantu para anggotanya
memenuhi kebutuhannya akan menghadappi masa-masa sulit untuk tetap merupakan
kelompok yang hidup terus. Seorang anggota kelompok yang tidak terpenuhi
kebutuhannya akan mencari kelompok yang lain yang sekiranya dapat membantu
kebutuhan pokoknya.
Definisi kelompok
dari segi interaksi menekankan pada interaksi interpersonal adalah sebagai
berikut. Kelompok adalah sejumlah orang yang saling berkomunikasi antara yang
satu dengan yang lain, serta seringkali dilakukan sepanjang jangka waktu
tertentu dan jumlahnya cukup sedikit, sehingga tiap orang mampu berkomunikasi
dengan semua orang dengan tatap muka.
Dipandang dari
sudut hubungannya dengan organisasi, maka kelompok dapat dibedakan ke dalam dua
kategori :
1. Kelompok formal
Kelompok formal,
yaitu kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan formal (
resmi ) seperti struktur organisasi dan penugasan-penugasan organisasi.
Dalam kelompok
formal dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
Kelompok komando
Yaitu kelompok yang
terdiri dari atasan dan bawahan yang tergambar dalam bagan organisasi
tersusun atas manajer dan bawahan langsung.
b.
Kelompok tugas
Yaitu mereka yang
bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan
2. Kelompok informal
Kelompok informal,
sebaliknya yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal dan
tidak ditentukan oleh organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
akan kontak sosial.
Kelompok Informal
dibagi juga menjadi 2 :
a.
Kelompok kepentingan/minat
Adalah mereka yang
bekerja bersama-sama untuk mencari suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian
dari tiap orang ini atau terbentuk karena adanya minat tertentu.
b.
Kelompok persahabatan
Adalah mereka yang
digabungkan bersama karena berbagi satu karakteristik/lebih, dalam arti
kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan dalam beberapa ciri, seperti
umur, hobi, sekolah dan sebagainya.
3.2 TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
1. Model Lima-Tahap.
Adapun tahap-tahap
tersebut adalah :
a.
Pembentukan
Mempunyai ciri
banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan
kelompok.
b.
Keributan,
Adalah tahap
konflik dalam kelompok
c.
Penormaan,
Adalah tahap dimana
berkembang hubungan yang karib dan kelompok memperagakan kekohesifan
(kesalingtertarikan).
d.
Pelaksanaan
Adalah kelompok
telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik
e.
Reses
Merupakan kelompok
untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri tahap ini adanya kepedulian untuk
menyelesaikan kegiatan-kegiatan daripada melaksanakan tugas
2. Model Kesetimbangan Tersela
a.
Pertemuan pertama menentukan arah kelompok
b.
Fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu kelompok cenderung
berdiam diri atau menjadi terkunci ke dalam suatu arah tindakan yang
tetap
c.
Terjadi suatu peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat
ketika kelompok telah menghabiskan separuh dari waktu yang disediakan
d.
Transisi itu mengawali perubahan-perubahan utama
e.
Fase kedua inersia mengikuti transisi yaitu fase suatu keseimbangan baru atau
kurun waktu inersia baru. Dalam fase ini kelompok menjalankan rencana-rencana
yang diciptakan selama periode transisi.
f.
Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang percepatannya
mencolok.
3.3 FASE
PEMBENTUKAN KELOMPOK
Pembentukan
kelompok pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses yang dinamis yang
terdiri dari beberapa fase, yaitu :
1. Forming (pembentukan).
Fase ini merupakan
fase awal dimana keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur, dan kepemimpinan
kelompok dihadapi. Fase ini berakhir pada saat para anggota mulai berpikir
bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.
2. Storming (merebut
hati).
Fase ini
dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok. Anggota menerima keberadaan
kelompok, tetapi menolak pengendalian kelompok atas individu. Fase ini selesai
manakala didapatkan hirarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.
3. Norming (pengaturan
norma).
Fase ini
menggambarkan adanya perkembagan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya
kohesi ( kepaduan ). Fase ini berakhir ini dengan adanya struktur kelompok yang
semakin solid, dan merumuskan harapan-harapan serta perilaku kelompok yang
benar dan diterima.
4. Performing (melaksanakan).
Fase ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dan
diterima oleh anggota. Jadi, disini energi kelompok sudah bergerak dari tahap
saling mengenal dan saling mengerti kepelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk
kelompok yang relatif permanen, fase ini merupakan fase terakhir di dalam
perkembangannya.
5. Adjourning (pengakhiran).
Fase ini merupakan fase terakhir yang ada pada
kelompok yang bersifat temporer, yang di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan
kegiatan, pelaksanaan tugas-tugas, tetapi berakhirnya rangkaian kegiatan.
4.4 ALASAN PERLUNYA
KELOMPOK
Ada beberapa alasan
mengapa orang mengikuti atau menjadi bagian dari kelompok tertentu. Diantara alasan tertentu tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Rasa aman
Dengan
itu kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan ( rasa tidak
aman ) karena berdiri sendiri, contoh : serikat pekerja.
2. Status dan harga diri
Ada rasa peningkatan status dan harga diri karena
mengikuti atau bergabung dengan suatu kelompok. Contohnya : menjadi anggota klub eksklusif.
3. Interaksi
dan afiliasi
Menikmati interaksi
teratur dengan orang lain dan mendapatkan kepuasan dari interaksi tersebut.
Contohnya : istri orang kaya yang masih tetap mau jadi pegawai negeri di sebuah
instansi.
4. Kekuatan
Dengan berkelompok perjalanan/ perjuangan menjadi
lebih kuat dibandingkan dengan berjuang sendirian.
5. Pencapaian
tujuan
Dengan berkelompok tujuan lebih mudah dicapai
daripada seorang diri.
6. Keuntungan bersama
Dengan berkelompok
maka orang-orang yang terlibat akan mendapatkan keuntungan bersama. Contohnya :
koperasi, persekutuan dagang.
7. Kedekatan fisik
Orang berkelompok,
karena kedekatan jarak fisik. Contohnya : RT, RW, dan lain-lain. Di dalam
suatu kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi seseorang bisa mendapat lebih dari
satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal demikian sah-sah saja. Dan ini banyak
kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami alasan-alasan berkelompok,
perlu bagi manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat
dijelaskan, diprediksi dan sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan
yang produktif bagi organisasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 BEBERAPA MASALAH DALAM DINAMIKA KELOMPOK
Karena kelompok
terdiri dari sejumlah orang dan (biasanya) dengan latar belakangnya yang
berbeda-beda, maka sangat mungkin di dalam kelompok itu ditemukan banyak
masalah-masalah. Hal ini perlu sekali mendapatkan perhatian. Diantara
masalah-masalah tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan
sangat strategis sifatnya, karena dapat menentukan efektif tidaknya proses
kelompok. Tidak jarang, suatu kelompok menjadi buyar karena kesalahan memilih
pemimpin.
2. Pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
Pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah, merupakan inti dari tugas atau misi kelompok.
Pengambilan keputusan kelompok di dalam praktek lebih banyak sulitnya daripada
mudahnya. Pengambilan keputusan kelompok secara umum telah diakui lebih baik
kualitasnya daripada keputusan yang individual.
3. Komunikasi.
Karena kelompok
merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi satu sama lain, maka
masalah komunikasi memegang peranan yang sentral. Melalui komunikasi saling
pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat kohesi, dan
tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
4. Konflik.
Perbedaan
kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak
dapat dihindari. Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran
yang telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu
sendiri.
4.2 FAKTOR EKSTERNAL
DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI KELOMPOK
1. Faktor-faktor Eksternal yang
Mempengaruhi Prestasi Kelompok
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi prestasi
kelompok yang bersumber dari faktor eksternal, di antaranya :
a) strategi organisasi
Strategi yang diterapkan organisasi dirasakan tepat
dan cocok dengan anggota organisasi maka strategi yang sudah ditetapkan itu
akan memacu semua anggota untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya secara
optimal.
b) struktur wewenang
Jika struktur organisasi telah disusun dengan
memperhatikan dengan baik konsep The right men on the right place at the right
time dan satuan perintah (otoritas), dan tanggung jawab telah berjalan dengan
baik maka struktur organisasi tersebut akan memacu anggota organisasi untuk
berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu.
c) peraturan
Semua peraturan di organisasi, mulai dari level yang
paling tinggi sampai yang paling bawah,
1) Strategi Organisasi
2) Struktur Wewenang
3) Peraturan,
Semua peraturan di organisasi bisa kondusif
bagi anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu, bisa
juga sebaliknya. Jika peraturan yang dibuat bersifat bottom up maka karyawan
akan lebih apresiatif karena merasa dilibatkan dalam pembuatan aturan tersebut.
Oleh sebab itu dia merasa berkewajiban untuk melaksanakan aturan-aturan
tersebut.
d) sumber daya organisasi
Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai dari
sumber dayua manusia, sumber daya alam, dana, material, mesin-mesin, pasar,
teknologi, informasi, jika dimiliki secara memadai, baik secara kualitas maupun
kuantitas, hal itu akan memacu karyawan untuk berkinerja secara maksimal.
e) proses seleksi
Seleksi karyawan merupakan langkah awal yang
menentukan keberhasilan organisasi dalam mendapatkan karyawan yang berkinerja
tinggi. Oleh karena itu seleksi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
f) penilaian prestasi dan sistem imbalan
Penilaian prestasi kerja karyawan yang memenuhi azas
keadilan bagi semua karyawan akan memacu karyawan untuk berprestasi. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian yaitu sistem
penilaian, penilai, standar kinerja, dan waktu penilaian. Jika penilaian
kinerja yang dilakukan sudah baik maka sistem imbalan juga harus memenuhi azas
keadilan.
g) budaya organisasi
Organisasi yang memiliki budaya yang kondusif memacu
karyawan untuk berkinerja maksimal, misalnya disiplin, kreatif, inovatif, tepat
waktu, dll.
h) faktor lingkungan fisik
Lingkungan fisik berperan penting dalam menciptakan
kondisi karyawan yang bersemangat atau tidak bersemangat dalam bekerja. Faktor
lingkungan fisik misalnya adalah sarana dan prasarana di tempat kerja.
2. Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi prestasi kelompok
Ada sejumlah faktor internal yang mempengaruhi
prestasi kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut :
A) Kemampuan
Fisik
Jika kemampuan fisik kelompok prima maka kelompok
cenderung berkinerja maksimal. Kemampuan fisik itu bisa yang melekat pada
anggota-anggota kelompok, yang berwujud, misalnya fisiknya, maupun yang berupa
sarana prasarana yang dimiliki kelompok.
B) Kemampuan Intelektual
B) Kemampuan Intelektual
Tingkat pengetahuan, kemauan, kemampuan,
keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki anggota kelompok menentukan
kemampuan kelompok untuk berprestasi atau sebaliknya.
C) Karakteristik Kepribadian
C) Karakteristik Kepribadian
Kepribadian kelompok yang kondusif untuk
berprestasi, misalnya terbuka, tahan terhadap kritik, inovatif, suka tantangan,
suka perubahan, senang beekerjasama, dll.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 MENGELOLA
PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI
Mengapa perubahan yang direncanakan itu diperlukan ?
Setiap organisasi membuat perubahan struktural
kecil-kecilan sebagai reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan tindakan
langsung dan tindakan tidak langsung. Apa yang membedakan perubahan yang
direncanakan dari perubahan rutin adalah cakupan dan luasnya. Perubahan yang
direcanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi, atau sebagian besar
untuk menyesuikan diri pada perubahan yang signifikan dalam sasaran dan arah
organisasi. Defenisi terinci dari perubahan yang direncanakan adalah inovasi
struktural, kebijakan atau sasaran baru, dan perubahan dalam filosofi operasi
yang dengan sengaja didesain dan implementasikan.
Program perubahan diperlukan masa kini karena pergeseran
dalam waktu dan hubungan yang kita lihat diseluruh organisasi didunia.
Teknologi pemrosesan informasi canggih. Bersama dengan bertambahya globalisasi
organisasi, berarti bahwa manajer dibombardir dengan banyak ide baru, produk
baru, tantangan baru dari pada sebelumnya. Untuk mengatasi pertambahan
informasi yang serupa itu, ditambah dengan sempitnya waktu untuk membuat
keputusan yang dapat di ambil oleh manajer. Manajer harus memperbaiki
kemampuannya untuk mengelola perubahan.
5.2. SEBUAH MODEL
PROSES PERUBAHAN
Walaupun organisasi dikepung dan diserang oleh banyak
kekuatan untuk berubah, kita perlu mengetahui bahwa kekuataan yang melawan
berfungsi untuk mempertahankan sebuah organisasi dalam keadaan
keseimbangan. Kekuatan yang menentang ini berarti mendukung stabilitas atau
untuk memahami bagaimana ini bekerja.
1.Analisis kekuatan lapangan
Menurut teori kekuatan lapangan dari kurt lewin, setiap
tingkah laku merupakan hasil dari keseimbangan antara kekuasaan yang mendorong
dan yang menghambat. Kekuatan yang mendorong menekankan disatu sisi; kekuasaan
yang menghambat menekankan sisi yang lain. Prestasi kerja untuk muncul adalah
rekonsiliasi dari kedua kekuatan tadi, meningkat kekuatan yang mendorong
mungkin meningkatkan prestasi kerja, tetapi mungkin juga menarikkan kekuataan
yang menghambat.
2. sumber penolakan
Kekuatan yang menghambat, kekuatan yang mempertahankan
sebuah organisasi tetap stabil, merupak perhatian khusus karena
merupakan wakil kekuatan penghambat potensial untuk perubahan yang
direncanakan. Bila manajer dapat merubahan kekuatan ini atau menangani
perhatian yang mendasari, mereka mempunyai peluang yang lebih baik untuk
berhasil mencapai perubahan yang direncanakan. Demi kenyamanan kami akan
mengelompokkan sumber kekuatan ini kedalam tiga kelas besar. Budaya organiasi, kepentingan individu,
dan persepsi individu mengenai sasaran dan strategi organisasi.
Budaya
organisasi
Budaya merupakan kekuatan utama
untuk mengarahkan tingkah laku karyawan. Sebagai peraturan umum,
karyawan tetap bersama dengan sebuah organisasi karena pekerjaan itu memenuhi
sasaran kehidupan mereka dan karena kepribadian, sikap, dan keyakinan mereka
cocok dengan budaya organisasi. Bahkan sebenarnya, banyak karyawan yang
menyamakan diri nya dengan organisasi mereka karena untung dan ruginya
perusahaan ditanggapi sebagai kejadian yang menyangkut
kepribadinya. Akibatnya mereka merasa terancam dengan usaha untuk
melakukan perubahan radikal dalam budaya organisasi.
Kepentingan
individu
Walaupun karyawan dapat dan menyamankan diri nya dengan
organisasi, mereka juga mempehatikan diri mereka sendiri. Sebagai imbalan dari
bekerja dengan baik, mereka mengharapkan gaji yang memadai, kondisi kerja yang
memuaskan, kepatian adanya pekerjaan dan penghargaan, kekuatan, serta prestise
sampai tingkat tertentu. Kalau terjadi perubahan, karyawan menghadapi priode
yang secara potensial tidak menyenangkan untuk menyenangkan diri dengan
struktur yang baru atau pekerjaan yang didesain ulang.
Persepsi
sasaran dan strategi organisasi
Sasaran dan strategi amat bermanfaat untuk
pengorganisasikan dan mengkoordinasikan usaha dari organisasi apapun. Bahkan
sebenarnya, pernyataan misi (seperti di nostrom yang berbunyi” berikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan”) dapat ,menjadi pedoman tindakan
karyawan kalau tidak ada kebijakan dan prosedur formal. Akan tetapi kekuatan
yang amat besar untuk stabilitas ini dapat menjadikannya sulit diubah.
Kadang-kadang karyawan tidak mengetahui adanya kebutuhan untuk
sasaran baru karena mereka tidak mempunyai informasi yang sama dengan para
menejer. Atau mungkin mereka merindukan” masa lalu mereka yag indah”
3. Proses perubahan
Kebanyakan usaha untuk mengubah kegagalan karena
dua alasan. Pertama, orang tidak mau (tidak mampu) untuk mengubah
sikap dan tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan. Kedua, seorang
manajer yang diberi tahu bahwa dia harus belajar teknik analitik baru dan
manajer tidak mungkin menerima saran tadi. Lewin percaya bahwa setelah priode
singkat untuk mencoba cara kerja yang berbeda, individu yang diberi kebebasan
cenderung untuk kembali ke pola tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan.
Lewin mengembangkan model proses perubahan dan kemudian model ini di kembangkan
lebih lanjut oleh edgar H. Schein dan kawan-kawan, model ini mencakup “
pecairan” (unfreezing) pola tigkah laku saat ini, “pengubahan” (changing)
atau mengembangkan pola tingkah laku yang baru, dan kemudian “pemantapan” (refreezing)
atau mempertegas tingkah laku yang baru tadi.
Pencairan termasuk membuat kebutuhan teradap
perubahan demikian jelas sehigga individu, kelompok atau organisasi siap melihat dan menerimanya.
Pengubahan, mencakup
menemukan dan mengadopsi sikap, nilai, dan tingkah laku yang baru.
Pemantapan berarti meneguhkan
pola tingkah laku baru pada tempatnya dengan cara mekanisme mendukung atau
memperkuat, sehingga menjadi norma yang baru.
5.3 .TIPE PERUBAHAN
YANG DIRENCANAKAN
Pendekatan pada perubahan strukturat
Pendekatan struktural sebuah organisasi bisa berupa
pengaturan ulang sistem internal seperti komunikasi, alur kerja, atau hierarki
manajemen. Berbagai perubahan yang dapat dibuat sebagai berikut.
Desain
organisasi, organisasi klasik memfokuskan pada penentuan tanggung jawab
pekerjaan secara berhati-hati dan menciptkan pembagian pekerjaan dan lini kerja
yang memadai. Seperti yang sering kita lihat kecenderungan struktur yang paling
signifikan adalah kearah organisasi yang datar dan ramping. Dalam struktur
seperti itu manajemen menengah dihilangkan untuk merampingkan interaksi antara
manajemen puncak dengan karyawan bukan manajemen yang diberi tangggung jawab
lebih banyak.
Desentralisasi,
salah satu pendekatan desentralisasi termasuk menciptakan unit organisasi yang
lebih kecil dan lengkap dan berarti meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
anggota unit dan memfokuskan perhatian mereka pada aktivitas
berprioritas tinggi. Desentralisasi juga mendorong setiap unit untuk
menyesuikan struktur dan teknologi nya dengan tugas tertentu dan lingkungan
tempatnya berada.
Modifikasi
arus kerja, modivikasi arus kerja dan pengelompokan spesialisasi secara
berhati-hati dapat juga mengarah pada perbaikan pada produktivitas
modal. Salah satu ekspresi kecenderungan ini adalah jumlah uang yang
dapat dikeluarkan oleh karyawan tanpa mendapat otoritas.
Pendekatan pada perubahan teknologi
Perubahan
teknologi organisasi mencakup mengganti peralatan, proses rekayasa, teknik
penelitian atau metode produksi. Seperti yang telah kita lihat di
bab sebelumnya, teknologi produksi seringkali mempunyai pengaruh besar pada
struktur organisasi. Untuk alasan tersebut, teknostruktural atau sosioteknis
berusaha untuk memperbaiki prestasi kerja secara serentak mengubah aspek
struktur organisasi dan teknologinya. Perluasan pekerjaan dan pengayaan
pekerjaan meruakan contoh pendekatan teknostruktural pada perubahan.
Pendekatan pada perubahan manusia
Baik
pendekatan teknis dan struktural mencoba memperbaiki prestasi kerja organisasi
dengan mengubah situasi kerja. Pendekatan sebaliknya, mencoba mengubah tingkah
laku karyawan dengan memfokuskan pada keterampilan, sikap, persepsi, dan
harapan mereka.
5.4 PENGEMBANGAN
ORGANISASI
Banyak pendekatan pada perubahan yang direncanakan
memadai untuk memecahkan masalah yang segera timbul dan spesifik. Pengembangan
organisasi (organizational development, OD) sebaliknya adalah pendekatan yang
yang sifatnya jangka panjang, lebih menyeluruh, lebih kompleks, dan lebih mahal
terhadap perubahan dengan tujuan menggerakkan seluruh organisasi ketingkat
fungsi yang lebih tinggi sementara sangat memperbaiki prestasi kerja dan
kepuasan para anggotanya.
Secara formal OD didefinisikan sebagai
Usaha jangka panjang yang didukung manajemen puncak untuk
memperbaiki proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama lewat
diagnosis yng lebih efektif dan hasil kerja sama serta manajemen budaya
organisasi dengan menekankan khusus pada tim kerja formal, tim sementara dan
tim antara kelompok dengan bantuan seorang fasilitator konsultan dan
menggunakan teori serta teknologi mengunakan penerapan ilmu tinggkah laku.
Termasuk penelitian tindakan.
Defenisi ini termasuk frasa penting. Proses pemecahan
masalah yang mengacu pada metode organisasi menghadapi ancaman dan peluang
dalam lingkungannya, sementara proses pembaharuan mengacu pada cara manajer
melakukan adaptasi proses pemecahan masalah mereka pada lingkungan. Salah satu
tujuan OD adalah untuk memperbaiki proses perubahan sendiri dari organisasi
sehingga manajer dengan cepat dapat menyesuaikan gaya manajemen mereka pada
masalah dan kesempatan baru.
Berbagai tipe aktivitas OD
Agen
perubahan mempunyai banyak teknik dan pendekatan campur tangan. Bukan hanya
yang digunakan dalam program tertentu. Salah satu cara bermanfaat dari
mengelompokkan teknik adalah menurut target yag akan dipergunakan, teknik itu
dapat di pergunakan untuk memperbaiki efektifitas individu, hubungan kerja
antara dua atau tiga orang, fungsi kelompok, hubungan antar kelompok,
efektifitas seluruh organisasi.
OD untuk
individu. Pelatihan kepekaan(sensitivity training) merupakan teknik
OD yang sudah cukup lama dan sudah luas tersebar. Dalam “T”(training)group,
sekitar sepuluh peserta dibimbing oleh sepuluh pemimpin terlatih untuk meningkatkan
keperkaan dan keterampilan mereka dalam menangani hubungan antar pribadi.
Pelatihan kepekaan kurang sering dipergunakan oleh organisasi akhir-akhir ini,
dan para perserta biasa nya disaring untuk memastikan mereka tahan atas
kegelisan yang di munculkan oleh “T” group. Kewaspadaan juga diambil
untuk memastikan bahwa keikutsetaan benar-benar sukarela.
OD untuk dua
atau tiga orang, Analisis transaksional( transacsional analysis,)
memusatkan pada gaya dan isi komunikasi (transaksi tau pesan) antar
orang. Konsep ini mengajar orang untuk mengirim pesan yang jelas dan
bertanggung jawab serta memberikan jawaban yang wajar dan berlasan. Analisis
transional berusaha untuk mengurangi kebiasaan komunikasi merusak.
OD untuk tim atau
kelompok. Dalam konsultasi proses, seorang konsultan bekerja dengan anggota
organisasi untuk membantu mereka untuk memahami dinamika hubungan kerja mereka
dalam kelompok atau situasi tim. Konsultan membantu anggota kelompok untuk
mengubah cara mereka bekerja sama dan mengembangkan keterampilan dignostik dan
memecahkan masalah yang mereka perlukan agar lebih efektif dalam memecahkan
masalah.
o Pembinaan tim (tim
building), suatu pendekatan yang berkaitan, menganalisis aktivitas, alokasi
sumber daya dan hubungan suatu kelompok untuk memperbaiki kreatifitasnya.
OD untuk hubungan antar
kelompok. Untuk memungkinkan manajer organisasi menilai kesehatan organisasi
dan menetapkan rencana tindakan untuk memperbaikinya, rapat konfrontasi dapat
di adakan. Ini adalah rapat sehari yang melibatkan seluruh manajer sebuah
organisasi untuk mendiskusikan masalah merek, menganalisis penyebab yang
mendasarinya, dan merencanakan tindakan perbaikan. Rapat konfrontasi biasanya
digunakan setelah diadakan perubahan besar dalam organisasi.
OD untuk seluruh
organisasi. Teknik survei umpan balik dapat dipergunakan untuk memperbaiki
operasi seluruh organisasi. Ini termasuk melakukan survei sikap yang lain dan
secara sistematis melaporkan hasil kepada anggota organisasi. Para anggota
kemudian menentukan tindakan apa yang perlu diambil untuk menyelesaikan masalah
dan memanfaatkan kesempatan yang terungkap lewat survei tadi.
Mengelola kreativitas dan inovasi
Didunia saat ini menjadi kreatif dan inovatif lebih
penting dari pada sebelumnya. Ini berarti berfikir dengan cara baru dan terbuka
terhadap cara yang sama sekali berbeda . banyak penulis subyek manajemen yang
mendefinisikan kretifitas sebagai yang menghasilkan ide baru dan
inovasi-inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru (apple computer
).
Kreativitas individu
Tiap individu berbeda dalam kemampuan untuk menjadi
kreatif. Orang yang kreatif cenderung lebih fleksibel dari pada orang tidak
kreatif. Mereka mampu dan mau berpindah dari satu pendekatan ke pendekatan yang
lainnya kalau menghadapi masalah.mereka memilih sesuatu yang rumit dari pada
sesuatu yang sederhana dan cenderung lebih indevenden dari pada orang yang
kurang kreatif, teguh dan berpegang erat-erat pada pendirianya kalau idenya di
tantang.
Kreativitas dan inovasi organisasi
Sama seperti individu berbeda dalam kemampuannya untuk
menterjemahkan bakat kreatif mereka menjadi hasil, demikian pula organisasi
berbeda dalam kemampuan untuk menerjemahkan bakat dari para anggotanya menjadi
produk, proses atau jasa baru. Untuk membuat organisasi mampu menggunakan
kratifitas seefektf mungkin. Ada tiga langkah proses kreatif dalam organisasi:menghasilkan
ide, memecahkan masalah atau mengembangkan ide, dan implementasi.
Menghasilkan ide. Dalam
sebuah organisasi pertama-tama yang peling penting tergantung pada arus manusia
dan informasi antara perusahaan dan lngkungan.
Pengembangan ide.
Tergantung pada budaya organisasi dan proses dalam organisasi.
Implementasi. Tahap
implementasi dari proses kreatif dalam organisasi terdiri dari langkah yang
membawa pemecahan atau penciptaan pasar.
Menetapkan iklim untuk berkreatifitas dan inovasi
organisasi.
Kretifitas paling baik di pelihara dalam iklim yang
memberikan kerbebasan yang mendorong penjajaran ide baru dan cara baru untuk
bekerja. Banyak manajer sulit menerima iklim seperti itu. Mereka mungkin akan
merasa nyaman dengan proses perubahan berkelanjutan. Mereka juga memikirkan
bahwa iklim yang memberi kebebasan mendorong dilanggarnya disiplin atau
pengendalian biaya.
5.5 MEMPERKUAT
KREATIVITAS ORGANISASI
1. Kembang
perubahan yang dapat diterima. Anggota organisasi harus percaya bahwa perubahan
menguntungkan mereka dan organisasi.
2. Dorong
penciptaan ide baru. Manajer organisasi dari puncak sampai supervisor ditingkat
yang paling bawah, harus menjelaskan dengan kata-kata dan perbuatan yang bahwa
mereka semua menyambut pendekatan baru. Untuk mendorong kreativitas manajer
harus mau mendengar saran dari karyawan dan mengimplementasikan saran yang
memberikan harapan.
3. Beri peluang
interaksi lebih banyak. Iklim yang mendorong, kreativitas dan memberikan
peluang kepada individu untuk berinteraksi dengan anggota kelompok mereka
sendiri maupun kelompok lain. Informasi seperti itu akan mendorong pertukaran
informasi berguna, pergerakan ide yang bebas, dan perspektif segar menganai
masalah.
4. Beri
toleransi kegagalan. Banyak ide terbukti tidak praktis atau tidak berguna.
Manajer yang mengerti menerima dan megizinkan waktu dan sumber daya di
investasikan dalam percobaan dengan ide baru yang ternyata tidak seperti yang
diharapkan.
5. Sediakan
tujuan yang jelas dan kebebasan untuk mencapainya. Anggota organisasi harus
memiliki tujuan dan arah untuk kreativitas. Memberi pedoman dan pembatasan yang
masuk akal dan memberikan kendali bagi manajer atas jumlah waktu dan dana yang
diinvestasikan dalam tingkah laku kreatif.
6. Berikan
pengakuan. Individu yang kreatif termotivasi untuk bekerja keras atas tugas
yang menarik .tetapi seperti semua orang, mereka senag diberi penghargaan atas
tugas yang diselasaikan dengan baik. Dengan menawarkan pengakuan dalam wujud
seperti bonus dan kenaikan gaji, manajer menunjukkan bahwa tingkah laku kreatif
dihargai dalam organisasi mereka.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara
anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami
Kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu
yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam
mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan segala pekerjaan
2. Memudahkan segala pekerjaan
3. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan
masyarakat
4. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan
masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih
cepat, efektif dan efesian.
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1. Kelompok Primer
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1. Kelompok Primer
2. Kelompok Sekunder
3. Kelompok Formal
4. Kelompok Informal
Dan dari pernyatan-pernyataan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa perubahan organisasi adalah upaya atau usaha merubah
organisasi dari bentuk yang satu dengan bentuk yang lain secara sistematis dan
juga hal yang mesti terjadi didalam sebuah organisasi. Disamping itu perlu
evaluasi yang berkelanjutan dan yang terpenting adalah bagaimana
komponen-komponen yang ada didalam nya dapat berinteraksi dengan harmonis
3.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan
kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok
kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al
insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
3.
Manajemen jilid ii, james a.f stoner, r. Edward freeman, daniel r.
Gilbert jr hal 103-121
Tidak ada komentar:
Posting Komentar